Want to Know Me More???

Guys, bagi kalian yang maw liat profileku bisa buka di sini :
Friendster, Facebook, Plurk, My Space, Twitter, Or Multiply

Alamat E-mailnya sama semua kok which is : Ace3889@gmail.com
Ace3889@yahoo.com ==> Multiply only

Yohanes Permadi Raharjo's Profile | Create Your Badge
Yohanes Permadi Raharjo's Facebook profile

Monday, June 29, 2009

Facing the Giants


“Diberkati untuk Memberkati” itu adalah tema retreat bagi para remaja pemuda di sebuah gereja yang saya hendak ikuti. Dan kegiatan itu diadakan beberapa hari lagi. Nah, kemarin saya sempat hunting sebuah film yang akhir-akhir ini sedang banyak dibicarakan. Film tersebut berjudul “Facing the Giants” yang diproduseri oleh Alex dan Stephen Kendrick.

Film yang berdurasi total 110 menit ini bercerita tentang Grant Taylor, seorang pelatih olahraga American Football di Shiloh High School. Grant Taylor mengalami sebuah pergumulan besar dalam kehidupannya. Dia menjadi pelatih tim American Football yang tidak pernah menang kejuaraan selama 6 tahun, posisinya sebagai pelatih yang terancam dikudeta pleh beberapa orang tua murid, pergumulannya bersama sang istri untuk mendapat momongan, dan yang tidak kalah serta yaitu permasalahan mobilnya yang sering sekali mogok. Yes, He is such a lucky person to have all that kinds of problem at once!!! Awalnya dia hanya menjalani permasalahannya secara rational sampai pada satu saat dia mulai merasa depresi dan tidak sanggup lagi berdiri menghadapi berbagai tekanan. Dia berteriak meminta sebuah jawaban dan pertolongan dari Tuhan.

Pada saat itulah seorang Mr. Bridges menghampirinya dan membacakan tentang betapa Tuhan tidak akan membiarkan dia goyah, Mr. Bridges membangkitkan semangat Grant untuk kembali bangkit.

“Mr. Bridges memberkati Grant. Why??? He say that God told him to tell Grant that God will not let him down. Mr. Bridges terlebih dahulu diberkati dan dia melanjutkan dengan cara memberkati Grant.”

Setelah itu hidup Grant berangsur-angsur pulih, dia merubah filosofi timnya bahwa mereka bermain Football bukan untuk “Menang” melainkan untuk “Memuliakan Tuhan”. Grant menjadi pribadi yang berbeda, dia mulai berpikir tentang arti hidup, dia menjadi sebuah pribadi yang dapat membangkitkan semangat juang timnya. Lebih jauh lagi, Grant menjadi berkat bagi para anak didiknya yang tergabung dalam Shiloh Eagle (nama tim Footballnya), ada yang bertobat; menerima Tuhan dalam hidupnya; serta berjanji akan menghormati ayahnya, ada pula Brock Kelley yang menjadi rajin dalam pelajaran sekolah dan menjadi pemimpin yang sukses memimpin timnya; mereka yang awalnya dicap sebagai trouble maker menjadi murid teladan yang berhasil mendapat nilai 100, dan semuanya telah diubahkan

Grant mengalahkan segala pergumulannya di dalam Tuhan dan itulah yang didapatkan jika berpegang teguh kepada Tuhan. Satu hal yang saya kagumi, Tuhan memakai berbagai macam orang dengan berbagai cara yang ajaib. He always there for Us, Never Lose Hope, itulah yang dijalani seorang Grant Taylor.
Berbagai cara yang ajaib selalu Tuhan pakai untuk menyelamatkan kita dari segala macam keterpurukan yang kita alami.Tuhan memberi kita Pengharapan di saat kita Percaya dan Berserah pada-Nya

JADILAH BERKAT

~GBU~

Thursday, June 11, 2009

KNOWING : Kiamat Ala Holywood Yang Didukung Gereja

Written by Khristianto
Monday, 20 April 2009 22:14
Bagaimana rasanya bila Anda bisa melihat apa yang tak terekam di mata orang lain, mendengar yang tidak didengar orang lain dan merasakan apa yang tidak dirasakan orang lain?

Anda merasa sesuatu akan terjadi, tapi Anda tidak tahu itu apa.

Apakah itu sixth sense atau halusinasi belaka?

Gadis sekolah dasar di Massachusetts, pada tahun 1959, bernama Lucinda Embry, buta tentang masa depan. Namun dialah kunci prediksi kehancuran bumi alias kiamat.

Lucinda dikenal sebagai murid yang misterius, tampangnya menyedihkan, muram dan tak banyak bicara. Sosok terasing di kelas. Namun, dia punya rahasia yang membuat seluruh hidupnya penuh tanda tanya.

Suatu hari, sekolah Lucinda mengadakan acara mengubur sebuah kapsul waktu. Kapsul yang akan dibuka kembali 50 tahun kemudian itu penuh dengan amplop. Dalam amplop-amplop itu berisi gambar anak-anak era 50-an tentang masa depan.

Anehnya, bukan gambar yang dicoretkan Lucinda dalam kertas, melainkan angka acak. Dia menuliskan angka-angka dengan sangat cepat, sampai-sampai gurunya, Ms Taylor, merampas kertas itu. Jangan salah! Bukannya Lucinda maniak angka, dia hanya menulis menuruti bisikan-bisikan di telinganya yang tak terdengar orang lain.
Saat penguburan kapsul waktu, Lucinda tiba-tiba lenyap. Dia menghilang. Semua orang mencarinya. Petugas sekolah pun dikerahkan. Ms Taylor akhirnya menemukan Lucinda. Gadis kecil itu berada di lemari dalam kondisi mengenaskan, jemarinya berlumuran darah karena menuliskan sederetan angka yang belum tuntas ia tulis di kertas.

Tahun 2009, saatnya kapsul waktu diangkat dari kubur. Semua murid saling berebut amplop. Caleb, salah satu murid, mendapat amplop milik Lucinda. Awalnya, ayah Caleb, John Koestler menilai amplop itu hanya keisengan anak-anak masa lalu. Namun, Caleb coba meyakinkan, amplop itu mungkin saja berguna. Penasaran, John yang berprofesi sebagai seorang profesor itu kemudian menelaah setiap digit acak yang tertera dalam kertas tua tersebut.

Mengandalkan googling di dunia maya, John sadar angka-angka itu bukan angka biasa. Angka-angka itu tepat merujuk pada sejumlah tragedi yang memakan korban luar biasa, termasuk peristiwa naas yang merenggut istrinya, ibunda Caleb, hingga membuat John tidak percaya Tuhan.

Setelah hari itu, kehidupan ayah-anak tersebut berubah. Tinggal tiga musibah yang belum terjadi pada 2009. Bagaimana John mengatasi keadaan ini? Sementara Caleb yang tuna rungu sejak lahir harus mendengar bisikan-bisikan, sebagaimana yang didengar Lucinda. John khawatir sekaligus ketakutan, Caleb bakal jadi korban angka berikutnya. Tapi dia tidak mungkin melepaskan diri dari takdir ini. Setelah berjuang sekuat tenaga, menelusuri musibah serta menyusuri kembali jejak Lucinda Embry, John mendapatkan jawaban. Sebuah peringkatan tentang bagaimana akhir kehidupan di dunia ini.

Knowing adalah sebuah novel karya Ryne Douglas Pearson, yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk film di bawah arahan sutradara Alex Proyas. Film yang dirilis kali pertama pada 20 Maret 2009, ini akrab dengan nuansa thriller yang cukup suram.

Boleh dibilang, hampir semua penokohan dalam cerita menguras emosi dan kegelisahan. Inti dari pesan yang ingin disampaikan penulis agaknya tidak jauh beda dari film The Eye. Namun, film yang dibintangi Nicolas Cage ini unggul di tingkat kedalaman kisah. Betapa tidak, Pearson berani mengangkat sisi spiritualitas yang selama ini identik dengan dunia Timur. Dia menggabungkannya dengan derajat ilmiah, teknologi, dan pola pikir realistis ala dunia Barat. Tapi, Knowing bukanlah film hantu.

Bahkan pendapat dari beberapa lingkungan gereja, mereferensikan film ini untuk ditonton oleh seluruh anggota keluarga. Karena menurut mereka, kisah ini tidak melenceng dari kebenaran Firman Tuhan yang diambil dari kitab Yehezkiel yang di paparkan lewat kreativitas sinematografi.

Pearson sukses menyelundupkan ide sekaligus mendekonstruksi kebenaran tentang sejarah penciptaan alam semesta. Estetika berpikir penulis seakan membongkar paksa pemahaman individu terhadap realita dan kebenaran sejarah peradaban.

Bahwa semua yang terjadi di dunia sudah tertulis, tercatat rapi: yang lahir, yang mati, yang datang dan yang pergi. Dan hanya ‘yang terpilih'-lah yang akan menciptakan generasi baru setelah masa penghakiman.

Sekedar catatan tambahan dari kami, Knowing adalah salah satu film Holywood yang berhasil menembus box office dan mendulang sukses tanpa harus memasukkan bumbu-bumbu scene romantis yang menjurus ke adegan panas.

Sumber : jawaban.com

Wednesday, June 3, 2009

Hitomi no Jyuunin

Artist - L'arc-En-Ciel

Album - Smile



Laruku Pictures, Images and Photos

Hitomi no Jyuunin (Living In Your Eyes)
(download)
Words: Hyde
Music: Tetsu
Romaji

kazoekirenai... demo sukoshi no saigetsu ha nagare
ittai kimi no koto wo dore kurai wakatteru no ka na?
yubisaki de chizu tadoru you ni ha umaku ikanai ne
kizuiteiru yo fuan sou na kao kakushiteru kurai

isogiashi no ashita he to teikou suru you ni
kakemawatteite mo fushigi na kurai...
kono mune ha kimi wo egaku yo

miagereba kagayaki ha iroasezu afureteita
donna toki mo terashiteru ano taiyou no you ni nareta nara

mou sukoshi dake kimi no nioi ni... dakareteitai na
soto no kuuki ni kubiwa wo hikare boku ha se wo muketa

shiroku nijinda tameiki ni shirasareru toki wo
kuriokaeshinagara futo omou no sa...
naze boku ha koko ni irun darou?

soba ni ite zutto kimi no egao wo mitsumeteitai
utsuriyuku shunkan wo sono hitomi ni sundeitai
dokomademo odayaka na shikisai ni irodorareta
hitotsu no fuukeiga no naka yorisou you ni
toki wo tomete hoshii eien ni

soba ni ite zutto kimi no egao wo mitsumeteitai
utsuriyuku shunkan wo sono hitomi ni sundeitai
itsunohika azayaka na kisetsu he to tsuredasetara
yuki no you ni sora ni saku hana no moto he ... hana no moto he...

English Translation

I don't know how long... but it's been some time,
how much do I really know about you?
following the map with my fingertips isn't getting us anywhere,
I see how it distresses you in your face,
so much you try to conceal it.

It's strange... how even as I run in circles
as if resisting my advance to a busy future
my heart still draws you.

When I looked up, the radiance had filled the sky
without losing any of its lustre.
If only we could be like that sun always shining.

I want to be embraced in your scent... if just a little longer
the outside air pulls my collar, but I turned my back to it.

my sighs blurring white in the air, inform me of the season.
going through it again, a thought occurred to me,
What am I doing here?

I want to stay here watching you smile forever
I want to live each changing moment in your eyes,
in that one scene forever colored in gentle hues
to bring us close together, I want to stop time forever.

I want to stay here watching you smile forever
I want to live each changing moment in your eyes,
If one day I could bring you to a serene season
to the flowers blooming in the sky like snowflakes.
...to the flowers

I.L.L.U.M.I.N.A.T.I.'s Fan Box